Faedah 10: Jangan Pernah Merasa Hebat!
Hari ini saya menyimak rekaman salah satu kajian yang disampaikan oleh Syekh Prof. Dr. Saleh Sindi hafidzahullah. Di penghujung kajian, beliau mengingatkan semua yang hadir agar tidak sedikit pun merasa hebat dan bersandar kepada kelebihan yang dimiliki.
Seorang hamba tidak boleh terbetik di hatinya perasaan punya andil dalam suatu pencapaian dan kesuksesan hidupnya, bahkan dalam keberhasilan melaksanakan suatu ibadah sekali pun. Sejatinya, kita tidaklah mampu mengerjakan salat jikalau bukan karena taufiq dan karunia Allah. Demikian halnya ibadah-ibadah lain.
Keimanan kita pun merupakan anugerah dari Allah, bukan karena kehebatan dan kemampuan kita sehingga berhasil masuk ke golongan orang-orang beriman.
“Engkau tetap berada dalam bahaya selama ajal belum menjemput, sekuat dan sebanyak apa pun ilmu dan amal saleh yang engkau miliki. Titik aman hanyalah ketika engkau diwafatkan dalam keadaan beriman kepada Allah” pesan Syekh kepada hadirin yang kebanyakan adalah mahasiswa Universitas Islam Madinah pada malam itu.
Jangan pernah merasa tidak butuh kepada Allah walau untuk sesaat karena kita adalah hamba-hamba Allah yang sangat membutuhkan Allah dalam setiap detik hidup kita. Allah-lah yang membimbing kita untuk beriman lalu beramal saleh. Maka, jadilah hamba yang senantiasa menampakkan kebutuhan dan ketergantungannya kepada Tuhannya kapan dan di mana pun berada.
Ketika seseorang merasa tidak butuh kepada Allah dan mulai mengandalkan apa yang dimilikinya dari kecerdasan, kekuatan, kedudukan, relasi, dan sebagainya, maka sangat mungkin Allah akan berikan cobaan kepadanya. Dan inilah yang biasanya terjadi sebagaimana lembaran-lembaran sejarah mencatatnya.
Lebih kurang demikianlah pesan penting yang diingatkan oleh Syekh hafidzahullah pada kesempatan tersebut di hadapan puluhan penuntut ilmu. Sungguh pesan yang penting bagi kita semua.
Saya tambahkan bahwa semakin intens seorang hamba menunjukkan kelemahan dan ketidakberdayaan hanya kepada Allah melalui suara hati, untaian doa, keheningan sujudnya, maka semakin besar pula kecintaan Allah dan pertolongan-Nya kepada si hamba.
Sebaliknya, apabila seorang hamba menunjukkan kesombongannya kepada Allah dan menampakkan arogansinya kepada sesama hamba Allah, maka Allah akan menghukumnya dengan hukuman yang menghancurkan benih-benih kesombongan tersebut dari dirinya sekaligus menyadarkannya akan ketidakberdayaannya.
Demikian postingan kali ini, semoga kita senantiasa dinaungi taufiq dan pertolongan Allah dalam menunaikan tugas utama kita sebagai hamba-Nya hingga ajal menjemput kita, Amin.
O iya ada satu doa yang sering dibaca oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar Allah meneguhkan hati dan langkah kita dalam ketaatan kepada-Nya. Hal ini sebagaimana penuturan sebagian sahabat seperti Ummu Salamah dan Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu anhuma di dalam Sahih Muslim dan Sunan Tirmizi. Berikut doanya:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك، ويا مصرف القلوب صرف قلبي على طاعتك
Bacanya: “Ya Muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik. Wa ya Musharrifal qulub, sharrif qalbi ‘ala tha’atik.”
Artinnya: “Wahai Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku agar berada di atas agama-Mu. Wahai Yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku agar berada di atas ketaatan-Mu.”
Kota Nabi, 19 Januari 2023
Syadam Husein Alkatiri
0 Komentar