Hari ini tidak banyak faedah yang saya dapat tuangkan di blog Aluktasir.com, namun sebagaimana ungkapan yang berbunyi: “Apa yang tidak mampu dicapai secara keseluruhan maka janganlah ditinggalkan secara keseluruhan.”
Faedah 4:
Saya membaca kitab kecil yang berjudul Al-Ilmam bi Shifati Wudhu wa Shalati Khairi Al-Anam karya Ahmad bin Yasin Al-Aswad. Dalam buku ringkas ini, penulis mengingatkan sejumlah hal di antaranya: banyaknya redaksi hadis terkait keutamaan menyempurnakan wudu bagi pelakunya menunjukkan akan besarnya pahala yang disiapkan oleh Allah dan perlu diingat bahwa pahala yang agung tersebut dikaitkan erat dengan kesempurnaan tata cara berwudu. Jika hendak meraih berbagai keutamaan seperti dosa yang digugurkan bersama dengan tetesan air yang jatuh setelah membasahi anggota badan atau dimasukkan ke dalam Surga maka hendaklah seseorang memperhatikan tata cara wudunya dan melaksakanakan wudunya secara sempurna.
Hal menarik lainnya yang diangkat penulis adalah hendaknya kita sesekali menggabungkan Istinsyaq (memasukkan air ke hidung) dan Madhmadhah (berkumur-kumur) dengan satu air sekaligus. Biasanya sebagian orang mengambil air lalu memasukkannya ke mulut dan mengeluarkannya, kemudian mengambil air yang baru lalu memasukkannya ke hidung dan mengeluarkannya, namun sesekali bisa mempraktekkan cara memasukkan air sekaligus ke mulut dan hidung secara bersamaan.
Faedah 5:
Seorang khatib di Masjid Nabawi, Syekh Shalah Al-Budair hafadzahullah, mengangkat tema khotbah yang sangat menarik di mana beliau menyinggung pentingnya hak tetangga dalam Islam. Salah satu faedah menarik yang saya simak dari khotbahnya adalah siapa yang dimasukkan ke dalam kategori tetangga kita. Beliau mengingatkan bahwa tetangga merupakan orang yang hidup di sekitar kita, baik rumahnya berdampingan langsung dengan rumah kita maupun orang yang rumahnya berada di seberang rumah kita, bahkan ada pula pendapat sebagian ulama yang menilai bahwa orang yang berada dalam satu perumahan atau kawasan masih terhitung sebagai tetangga kita.
Terdapat banyak sekali dalil terkait keutamaan berbuat baik kepada tetangga dan implimentasi dari berbuat baik tersebut. Semoga kita semua menjadi orang yang memperhatikan dan memperlakukan tetangga-tetangga kita dengan baik sebagaimana perintah agama kita.
Faedah 6:
Salah satu tips sederhana yang saya simak hari ini terkait menumbuhkan kebiasaan positif meskipun tanpa dorongan motivasi sehingga berjalan dengan sendirinya dan menjadi rutinitas baru kita adalah dengan memaksakan diri kita untuk melakukannya setiap hari, jika benar-benar sibuk atau malas untuk melakukannya pada hari itu maka usahakan agar melakukannya hanya satu menit saja; yang penting dilakukan walau sesaat. Hal demikian akan sangat memudahkan bagi orang dengan tipe perfeksionis dalam mengerjakan sesuatu atau orang yang membutuhkan dorongan besar atau motivasi untuk melakukan sesuatu, namun terkadang motivasi tersebut bisa terkikis seiring waktu berjalan.
Dengan memaksa diri agar komitmen dengan target yang ingin dicapai walau cuma satu menit ketika rasa malas melanda maka dengan sendirinya akan tumbuh kebiasaan baru tanpa dorongan atau paksaaan lagi. Sepertinya patut dicoba, semoga Allah mudahkan.
Demikian postingan hari ke-2 yang saya dapat tuliskan, semoga Allah limpahkan berkah dan manfaat bagi penulisnya dan segenap pembacanya, Amin.
Terakhir cobalah merutinkan doa yang sangat agung dan diriwayatkan oleh Imam Nasai dan Hakim serta dinilai shahih oleh Syekh Albani dalam As-Silsilah As-Shahihah:
يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث، أصلح لي شأني كله ولا تكلني إلى نفسي طرفة عين
Bacanya: “Ya Hayyu, ya Qayyum, birahmatika astaghits, ashlih li sya’ni kullahu, wa la takilni ila nafsi tharfata ‘ain.”
Artinya: “Wahai Tuhan yang Mahahidup lagi Mahaberdiri sendiri, melalui rahmat-Mu aku meminta pertolongan, perbaikilah seluruh urusanku dan janganlah membiarkanku bersandar kepada diriku sendiri walau untuk sekejap mata.”
Semoga bermanfaat.
Kota Nabi 16 Januari 2023
Syadam Husein Alkatiri
0 Komentar