"Kisah nyata yang tidak diharap namun terlanjur
terjadi 'hanya' gara-gara sebuah ikatan pertemanan 'maya' dan rangkaian kata."
Seorang gadis muslimah menuturkan kisah yang dialaminya:
"Suatu hari, Aku memutuskan untuk menerima sebuah permintaan
pertemanan dari akun seorang lelaki di Messenger. Kami mulai saling tegur sapa
dan berkirim kata-kata nasihat.
Seiring waktu berjalan, lambat laun, benih ketertarikan pada lelaki tersebut mulai tumbuh di hatiku. Tumbuh begitu besar dan cepat hingga Aku merasa gundah jika tidak 'chatting' dengannya walau cuma sesaat.
Kalian tidak akan dapat bayangkan betapa besar ketertarikan itu tumbuh dan mengakar. Aku sudah terlanjur suka pada lelaki yang Ku kenal dari jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama bagi hati ku untuk menyemai bibit cinta padanya. Kian hari, cintaku padanya semakin besar tak terbendung.
Lelaki tersebut selalu memintaku agar 'ngobrol' dengannya via telpon, tidak lagi sekedar 'chatting' saja. Tetapi setiap kali dia mengajakku untuk berkomunikasi langsung via telpon maka setiap itu pula Aku menolak ajakannya dengan tegas.
Dia tetap berusaha merayuku agar mau bicara dengannya via telpon. Namun sekali lagi Aku tetap menolak ajakan tersebut. Dia coba meyakinkanku bahwa Aku adalah seorang wanita baik-baik dan bisa dipercaya di mata semua orang. Sehingga wanita sepertiku tidak akan tergelincir ke dalam perbuatan nista. Hanya sekedar ingin mendengar suaraku saja, pintanya.
Sungguh, Aku tidak menyangka akan terseret ke dalam hubungan dengan seorang lelaki yang ku kenal cuma di jejaring sosial sejauh ini. Hubungan 'tidak halal' kami mulai menginjak umur sebulan. Tanpa sepengetahuannya, Aku menambahkan akun lelaki itu ke list pertemanan akun adik perempuanku. Dia tidak mengetahui sama sekali bahwa akun yang 'add' dia adalah adikku sendiri.
Suatu hari dia tidak menyapaku sekitar seminggu lebih hingga membuatku sangat kesal kepadanya. Kemudian dia kembali menyapaku setelah itu dan Aku tidak mengira dia akan menyapa kembali. Padahal Aku sudah putuskan akan meninggalkannya waktu itu. Dia berusaha meyakinkanku bahwa dirinya tidak bisa berhenti memikirkanku. Dia tidak bisa berpisah denganku, rayunya.Seiring waktu berjalan, lambat laun, benih ketertarikan pada lelaki tersebut mulai tumbuh di hatiku. Tumbuh begitu besar dan cepat hingga Aku merasa gundah jika tidak 'chatting' dengannya walau cuma sesaat.
Kalian tidak akan dapat bayangkan betapa besar ketertarikan itu tumbuh dan mengakar. Aku sudah terlanjur suka pada lelaki yang Ku kenal dari jejaring sosial tersebut. Tidak butuh waktu lama bagi hati ku untuk menyemai bibit cinta padanya. Kian hari, cintaku padanya semakin besar tak terbendung.
Lelaki tersebut selalu memintaku agar 'ngobrol' dengannya via telpon, tidak lagi sekedar 'chatting' saja. Tetapi setiap kali dia mengajakku untuk berkomunikasi langsung via telpon maka setiap itu pula Aku menolak ajakannya dengan tegas.
Dia tetap berusaha merayuku agar mau bicara dengannya via telpon. Namun sekali lagi Aku tetap menolak ajakan tersebut. Dia coba meyakinkanku bahwa Aku adalah seorang wanita baik-baik dan bisa dipercaya di mata semua orang. Sehingga wanita sepertiku tidak akan tergelincir ke dalam perbuatan nista. Hanya sekedar ingin mendengar suaraku saja, pintanya.
Sungguh, Aku tidak menyangka akan terseret ke dalam hubungan dengan seorang lelaki yang ku kenal cuma di jejaring sosial sejauh ini. Hubungan 'tidak halal' kami mulai menginjak umur sebulan. Tanpa sepengetahuannya, Aku menambahkan akun lelaki itu ke list pertemanan akun adik perempuanku. Dia tidak mengetahui sama sekali bahwa akun yang 'add' dia adalah adikku sendiri.
foto via hdwallsource.com |
Dia meluncurkan bujuk rayunya yang menghujam tepat ke hati seorang wanita yang lemah sepertiku. Aku tidak bisa menyangkalnya dan ketergantunganku padanya pun semakin menguat dan menjadi-jadi setelah itu.
Di akhir 'chatting' kami hari itu, selain meminta maaf kepadaku, lelaki ini kembali memintaku agar mau berkomunikasi langsung dengannya via telpon. Jawabanku kepadanya masih tetap sama. Akal sehatku masih menang. Aku tidak mau terseret ke dalam pusaran yang lebih dalam dengan lelaki yang tidak halal bagiku.
Setelah hari itu, Aku membuka akun Messengerku seperti biasa. Aku melihat akun lelaki tersebut dalam keadaan online. Anehnya, dia tidak menyapaku seperti biasanya.
Aku membuka akun lain kepunyaan adik perempuanku di saat bersamaan. Betapa kagetnya diriku ketika dia menyapa akun adikku dan meminta untuk berkenalan. Lelaki ini tidak mengetahui bahwa yang menjalankan akun ini adalah diriku. Seketika itu pula Aku merasa dikhianati.
Aku berharap arahan dan nasihat Anda untuk bersikap dengan sikap yang benar dalam hal ini. Jazakumullahu khairan."
Aku membuka akun lain kepunyaan adik perempuanku di saat bersamaan. Betapa kagetnya diriku ketika dia menyapa akun adikku dan meminta untuk berkenalan. Lelaki ini tidak mengetahui bahwa yang menjalankan akun ini adalah diriku. Seketika itu pula Aku merasa dikhianati.
Aku berharap arahan dan nasihat Anda untuk bersikap dengan sikap yang benar dalam hal ini. Jazakumullahu khairan."
***
Catatan:
Pembaca Alukatsir Blog yang dimuliakan Allah, perlu diketahui bahwa postingan kali ini merupakan sebuah terjemahan yang saya terjemahkan langsung dari salah satu artikel berbahasa arab yang dimuat di salah satu situs dakwah. Namun karena terjemahan ini sudah terlalu lama 'mengendap' di dalam laptop saya maka naskah asli berbahasa arabnya belum ditemukan letaknya.
Dan yang jelas, ada sejumlah pelajaran berharga yang bisa dipetik dari penuturan dan pengakuan seorang gadis muslimah diatas, diantaranya:
1. Bertakwa kepada Allah kapan dan dimanapun kita berada, baik itu ketika ditengah orang banyak maupun ketika sendirian.
2. Cerdaslah dalam menggunakan media sosial, karena ia laksana pisau bermata dua: bisa mendatangkan banyak kebaikan bagi penggunanya ataupun malah sebaliknya.
3. Tetap menerapkan batasan-batasan syariat pada diri sendiri di dunia nyata dan lebih-lebih di dunia maya.
4. Berdoa kepada Allah agar terhindar dari fitnah: syahwat dan syubhat dan mintalah agar diteguhkan di atas jalan yang diridhaiNya ketika diuji dengan salah satu fitnah tersebut. Serta tidak lupa untuk berlindung kepadaNya dari segala bentuk tipu daya setan.
5. Menutup segala celah dan peluang yang dapat menghantarkan kita kepada keburukan atau dosa itu sangat penting dan bermanfaat untuk kita agar bisa terhindar dari perbuatan yang tercela.
***
Demikian ulasan Alukatsir Blog kali ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk tetap menjaga ketakwaan dan keistiqamahan dalam meniti jalan penghambaan diri menuju keridhaan dan pahala dariNya. Amin ya Rabbal 'alamin.
***
0 Komentar