Sebab-Sebab Orang
Bisa Sombong?
Setiap orang yang
terjangkiti Al-Kibr adalah orang yang memiliki sesuatu untuk
disombongkan. Sesuatu tersebut bisa berupa yang dzahir seperti betuk
fisik dan rupa, harta kekayaan, atau pun yang bathin seperti jabatan,
status sosial, nasab, kecerdasan, dan lain sebagainya.
Sahabat Alukatsir Blog
yang dimuliakan Allah, berikut ini adalah 7 sebab yang dikemukakan oleh Imam Ghazali
di dalam kitab beliau, Ihya 'Ulumid Din (3/ 347-353), beliau
menyimpulkan bahwa orang yang sombong itu karena 7 hal:
Pertama, karena ilmu dan
wawasan.
Betapa cepat
kesombongan merasuki seorang yang berilmu ataupun berwawasan luas. Ketika seorang
alim belum memahami betul-betul kemulian ilmu itu sendiri maka dia akan mudah
terseret ke dalam Al-Kibr.
foto kokgitu.com |
Dia akan mulai
memandang indah dan sempurna ilmu yang dimilikinya hingga merasa dirinya adalah
orang besar dan mulai merendahkan orang lain. Dia tidak akan sungkan untuk
memandang orang lain seperti memandang hewan ternak dan menganggap mereka tidak
tahu apa-apa. Ini biasanya berkaitan dengan dunia.
Adapun jika berkaitan
dengan agama, maka bentuk kesombongannya terhadap orang lain adalah dengan
merasa bahwa kedudukan dirinya di sisi Allah lebih tinggi dan agung ketimbang
kedudukan orang lain.
Dia berharap apa yang
diinginkannya dipenuhi oleh Allah dan lebih dikedepankan ketimbang harapan dan
keinginan orang lain.
Aneh. Bisa jadi itu
kata yang terlontar dari lisan sebagian orang. Kenapa orang yang semakin
berilmu malah semakin mudah sombong dan merasa aman dari siksa Allah?
Maka perlu diketahui bahwa ada 2 penyebab itu bisa terjadi:
Sebab pertama, orang
yang dianggap berilmu namun sombong tadi, bisa jadi ia keliru dalam mengilmui
ilmunya. Ia mengira dirinya sedang memperdalam suatu ilmu namun pada hakikatnya
itu bukan ilmu sama sekali.
Yang dinamakan ilmu
hakiki adalah segala ilmu yang mengenalkan setiap budak kepada Rabbnya,
menyadarkannya akan hakikat dirinya, dan mengingatkannya kepada perjumpaan
dengan Allah kelak. Yang demikian inilah yang akan melahirkan khasyyah (rasa
takut) dan tawadhu' (rendah hati), serta mengikis kesombongan dan rasa
aman (dari siksa Allah) dalam diri.
"Sesungguhnya
orang yang takut kepada Allah dari kalangan hambaNya hanyalah para ulama
(orang-orang yang berilmu)." [QS. Fathir: 28]
Sebab kedua, bisa jadi
orang tadi memang tidak keliru dalam mendalami ilmu agamanya. Tetapi hatinya
memang busuk, jiwanya rendah, dan perangainya memang jelek.
Kedua, karena amal perbuatan
dan ibadah.
Ranah ini juga tidak
luput dari terpaan Al-Kibr. Biasanya orang-orang yang banyak beribadah
dan beramal rentan terjangkiti penyakit ini. Mereka juga tidak luput
sebagaimana orang-orang berilmu juga berusaha keras melawan penyakit yang
menghinggapi mereka.
Di dalam hal-hal yang
berkaitan dengan dunia, kesombongan akan merasuki ahli ibadah yang sombong dengan
menganggap dirinya lebih berhak untuk dikunjungi orang lain ketimbang ia yang
pergi berkunjung.
Dia ingin agar
orang-orang selalu menunaikan hajatnya dan menghormatinya. Termasuk pula
keinginan agar mereka mempersiapkan tempat khusus untuknya di setiap acara dan
kesempatan. Dia ingin agar orang-orang senantiasa membicarakan ketakwaan dan
kewara'annya.
Adapun dalam hal yang berkaitan
dengan agama, maka seorang ahli ibadah yang sombong menilai orang-orang akan
binasa sedangkan dirinya akan selamat (dengan ibadahnya yang banyak tadi). Padahal
justru dialah yang binasa jika memang menyombongkan amal ibadahnya tadi.
Ketiga, sombong karena
status sosial dan nasab.
Biasanya orang yang
memiliki status sosial yang tinggi ataupun garis keturunan yang mulia di tengah
masyarakat akan sangat rentan untuk menyombongkan hal ini.
Bukan hal yang sulit
baginya untuk merendahkan orang lain yang garis keturunan atau status sosialnya
lebih rendah darinya. Walaupun yang direndahkan tadi lebih banyak ilmu dan
amalnya dari dirinya sendiri.
Keempat, menyombongkan
diri karena ketampanan atau kecantikan.
Hal ini biasanya lebih
banyak terjadi di kalangan wanita. Ketika seseorang merasa dirinya tampan atau cantik
dan menyombongkannya, maka sikap yang seperti ini akan menyeretnya lebih dalam
kepada sikap memandang rendah orang lain yang tidak berparas setampan atau
secantik dirinya. Dia akan mudah menyebut kejelekan orang lain tadi dan
menggunjingnya.
Kelima, sombong karena
harta yang dipunya.
Biasanya hal ini ada
pada para penguasa dan raja yang saling membangga-banggakan kekayaan, pada para
pedangan besar yang menyombongkan barang dagangan mereka yang banyak, pada para
pemilik tanah yang berbangga dengan tanah-tanah mereka yang luas, serta pada
orang-orang yang selalu memperhatikan penampilan mereka ketika mereka
menyombongkan pakaian berkelas dan kendaraan mewah mereka.
Karena ada harta maka
seseorang bisa terfitnah dengannya sehingga bisa menyombongkannya di hadapan
orang lain. Yang terjadi di masyarakat adalah fenomena si kaya yang sombong dan
merendahkan si fakir yang tak berpunya.
Keenam, sombong karena
kuat dan bertubuh kekar, serta membangga-banggakannya di hadapan orang yang
lemah.
Ketujuh, menyombongkan
banyaknya pengikut, pembela, murid, anak cucu, maupun banyaknya kerabat.
Biasanya hal ini
terjadi di kalangan para penguasa yang memiliki prajurit yang banyak dan
menyombongkannya di hadapan yang lain. Begitu pula di kalangan para guru dan
ustadz, saling berbangga dan menyombongkan banyaknya murid dan pengikut di
hadapan yang lain.
Sahabat Alukatsir Blog
yang dirahmati Allah, itulah ketujuh sebab yang membuat seseorang dapat
sombong. Satu saja dipunya maka pemiliknya akan sangat rentan terjangkiti Al-Kibr.
Lantas, bagaimana jika seseorang memiliki ketujuh sebab itu? Maka lubang masuk Al-Kibr akan semakin menganga besar di hadapannya. Hanya orang-orang yang senantiasa meminta pertolongan Allah lah yang akan selamat dari kesombongan sembari terus berusaha menepisnya ketika hal itu menghampiri.
Semoga Allah Taála
menolong dan membimbing kita semua untuk tidak sombong dengan berbagai anugerahNya
yang diberikan kepada kita. Amin.
Demikian dan
mudah-mudahan bermanfaat.
Baca juga: