foto via hdwallsource.com |
Iblis
mengingatkan bala tentaranya. "Wahai para prajuritku, ada dua cara ampuh
untuk memenangkan perang ini. Cara yang pertama adalah buatlah mereka
(manusia) lalai untuk mengingat Allah dengan segala cara yang kalian
miliki. Apabila mereka sudah lupa dengan Allah maka kalian dapat dengan mudah
menaklukkan mereka. Cara yang kedua adalah dengan membujuk mereka untuk
menuruti hawa nafsu agar mereka menghabiskan waktu mereka untuk
menurutinya", tuturnya. [Lihat: Adda wad Dawa karya Ibnu
al-Qayyim (hal.237-239)]
Strategi
ini terbukti berhasil. Banyak manusia diperdaya dengan tipu daya ini. Banyak
yang terlena dengan gemerlap dunia. Mereka habiskan waktu mereka hanya untuk
menuruti hawa nafsu. Ya! Iblis sukses memperdaya mereka hingga lalai untuk
menjalankan tugas utama mereka di muka bumi ini, yaitu menyembah Allah Azza
wa Jalla. [Sebagaimana firman Allah didalam surat Albaqarah: 36]
Kita
semua pasti terlibat dalam permusuhan ini, mau tidak mau, suka tidak suka
karenaitu sudah menjadi ketetapan Allah, simaklah firman-Nya berikut ini:
وَقُلْنَا
اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ
وَمَتَاعٌ إِلَى حِينٍ.
"Kami
perintahkan: "Turunlah kalian semua (ke bumi)! Sebagian kalian akan
menjadi musuh bagi yang lain. Tinggal dan nikmatilah kehidupan
dimuka bumi sampai batas waktu kami tentukan". [QS.
Albaqarah: 36]
Hal
senada juga tercantum dalam surat Ala'raf: 24 dan surat Taha': 123.
Sia-sia.
Itulah ucapan yang pas untuk orang yang diperdaya oleh Iblis. Ada yang larut
dalam lantunan musik sepanjang hari, ada yang menghabiskan waktu berghibah ria
(menggunjing kejelekan orang lain), dan ada pula yang menguras waktunya dalam
kubangan lumpur maksiat lainnya.
Dengan
kata lain, kita masih bermurah hati untuk mengisi waktu dengan hal yang tidak
berguna. Tidakkah kita sadar bahwa waktu adalah permata paling berharga yang
kita tidak akan peroleh untuk kedua kalinya.
Ingatlah Bahwa Allah
Bersama Kita!
Allah
Azza wa Jalla tidak membiarkan begitu saja Iblis memperdayai umat
manusia. Banyak sekali ayat di Alquran yang berisi peringatan agar kita
berhati-hati dengan tipu daya Iblis, diantaranya firman Allah yang berbunyi
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ
كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا
لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا
تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا
يُؤْمِنُونَ.
"Hai anak Adam, jangan biarkan syaitan memperdayaimu sebagaimana ia dulu memperdayai
ibu bapakmu sehingga mereka dikeluarkan dari surga. Dia juga berhasil
melucuti pakaian yang dikenakan ibu bapakmu sehingga aurat mereka tersingkap.
Sungguh dia dan para pengikutnya mampu melihatmu dari tempat yang kamu tidak
bisa melihat mereka dan Kami menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin bagi
orang-orang yang tidak beriman". [QS. Ala'raf: 27]
Syaikh
Assa'dy rahimahullah mengomentari ayat diatas, beliau berucap:
"Oleh karena itu, hendaklah kita siap siaga dan memakai tameng ketika
berhadapan dengan Iblis dan bala tentaranya. Kita tidak boleh lengah terhadap
setiap celah yang ada dalam barisan kita yang mana hal itu dapat memungkinkan
mereka untuk menyusup". [Taisiril Karimir Rahman karya Assa'dy
(hal.309)]
Allah
menyingkap titik lemah Iblis kepada kita dengan fimannya:
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا
أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا.
"Orang-orang
beriman, mereka berperang dijalan Allah sedangkan orang-orang kafir, mereka
berperang dijalan thaghut, sebab itu perangilah para pengikut syaitan karena
sesungguhnya tipu daya syaitan itu sangat lemah". [QS. Annisa':
76]
Berarti
hanya orang yang lemah keyakinannya kepada Allah, Rabb yang Maha Kuat dan
Perkasa saja yang terperdaya dengan tipu daya Iblis karena Allah menegaskan
bahwa tipu daya Iblis itu lemah.
Disamping
itu, Allah juga mengingatkan kita perihal sumpah Iblis ketika dikeluarkan dari
surga. Itu semua bertujuan agar kita mawas diri dan sadar bahwa Iblis
sangat membenci umat manusia dan ia akan berusaha sekuat tenaga demi mewujudkan
sumpahnya itu, yaitu menyesatkan kita dari jalan Allah Ta'ala. Oleh
sebab itu, kita harus terus waspada dan membentengi diri dengan menutup setiap
pintu masuk Iblis didiri kita. [Lihat: Taisiril Karimir Rahman karya
Assa'dy (hal.309)]
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ.
قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ. قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ
لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ. ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ
وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا تَجِدُ
أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ.
"Iblis
meminta: "Berikan saya tambahan waktu (janganlah saya dan anak cucu saya
dimatikan sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya) sampai
hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "kamu akan mendapat
tambahan waktu".
Iblis
kembali berkata: "Karena Engkau telah memvonis saya sebagai orang sesat,
maka saya akan menghalangi mereka (keturunan adam) dari jalan yang lurus,
kemudian saya akan mendatangi mereka dari arah depan, belakang, dari arah kanan
dan kiri mereka sehingga Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka
bersyukur (taat)". [QS. Ala'raf: 14-17]
Itulah
prediksi Iblis, banyak keturunan Adam yang mudah diperdaya. Oleh karena itu,
iapun bertekad untuk menyesatkan umat manusia dari jalur ketaatan kepada Allah Azza
wa Jalla dan bernasib sama yaitu sama-sama dicampakkan kedalam neraka.
[Lihat: Taisiril Karimir Rahman karya Assa'dy (hal. 309)]
Allah
Ta'ala berfirman :
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ
عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ.
"Sungguh
syaitan itu adalah musuh kalian maka anggaplah ia musuh karena sesungguhnya
mereka hanya mengajak para pengikutnya untuk menjadi penghuni neraka".
[QS. Fathir: 6]
Permata
Paling Berharga
Waktu
adalah permata paling berharga. Banyak orang lupa akan hal ini bahkan tidak
tahu betapa berharganya.
Yahya
bin Hubairah rahimahullah pernah berkata : "Waktu adalah hal paling
berharga yang mesti kau jaga, namun aku melihatnya mudah sekali lenyap
darimu". [Ma’alim fi Thariqi Thalabil ‘Ilm karya Abdul Aziz
Assadhan (hal.34)]
Ada
lima alasan mengapa kita harus mempergunakan waktu sebaik-baiknya, mumpung
malaikat maut belum menjemput kita, diantaranya sebagai berikut:
1.
Waktu adalah Modal Utama Perniagaan Akhirat
Usia
kita di bumi sangat terbatas. Jika kita tidak pandai memanfaatkannya niscaya
kita merugi diakhirat kelak. Dan tentunya, hanya kata menyesallah yang keluar
dari bibir kita nanti -wal ‘iyadzu billah-.
Allah
Ta'ala bercerita tentang keadaan orang yang tidak memanfaatkan
waktunya selama didunia untuk keta’atan yang mana dia sangat menyesal atas
kelalaian tersebut diakhirat, sebagaimana firman-Nya:
أَنْ تَقُولَ نَفْسٌ يَا حَسْرَتَا عَلَى مَا
فَرَّطْتُ فِي جَنْبِ اللَّهِ وَإِنْ كُنْتُ لَمِنَ السَّاخِرِينَ. أَوْ تَقُولَ
لَوْ أَنَّ اللَّهَ هَدَانِي لَكُنْتُ مِنَ الْمُتَّقِينَ.
"Jangan
sampai nanti ada yang bergumam: "Duhai…aku sangat menyesal atas
kelalaianku dalam beribadah kepada Allah sehingga aku termasuk orang meremehkan
(agama Allah). Atau jangan pula ada yang berucap: ''Kalaulah dulu Allah
memberi petunjuk kepadaku tentulah aku akan menjadi orang yang bertakwa".
[QS. Azzumar: 56-57]
Atthiby
rahimahullah berkata: "Seorang pedagang yang ingin balik modal dan
ingin meraup untung besar maka hendaklah dia selektif dalam memilih patner
dagang dan menjunjung tinggi nilai kejujuran selama proses jualbeli. Begitulah
kiranya permisalan orang yang ingin meraih untung didunia dan akhirat, modal
utamanya adalah waktu dan kesehatan". [Lihat: Fathul Bari
karya Ibnu Rajab (11/277)]
2.Menjaga
Waktu Sama Dengan Untung
Allah
Azza wa Jalla memvonis setiap orang akan merugi kecuali orang-orang yang
bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk ibadah. Diantara bentuk
ibadah kepada Allah ialah beriman kepada-Nya, mengerjakan amal shalih, saling
menasehati dan saling mengingatkan agar senantiasa bersabar dalam meniti
kebenaran dan beribadah.
Allah
berfirman:
وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ.
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ.
"Demi
masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian kecuali orang-orang
yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan orang-orang yang saling mengingatkan
untuk mengikuti kebenaran dan bersabar". [QS. Al'ashr: 1-3]
Jadi,
jika kita tidak mau rugi maka waktu yang tersisa dari umur kita harus kita
garap dengan baik. Jangan sampai kita terbuai dengan indahnya kemaksiatan yang
dikemas dengan kenikmatan sesaat namun berhujung pada penderitaan seabad.
3.Anugerah
Allah Yang Wajib Disyukuri
Diantara
kewajiban kita terhadap setiap nikmat Allah adalah bersyukur kepada Rabb Sang
Pemberi nikmat tersebut. Dan diantara bentuk syukur kepada Allah adalah dengan
menggunakan nikmat-nikmat tersebut dalam rangka ketaatan kepada-Nya, bukan
malah sebaliknya.
Allah
Ta'ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ.
"Ingatlah
tatkala Rabbmu berkata: "Sungguh jika kamu bersyukur niscaya Aku pasti
akan menambah (nikmat) kepadamu, akan tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku)
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". [QS. Ibrahim: 7]
Waktu
adalah satu dari sekian banyak anugerah Allah pada kita maka sudah seyogyanya
agar kita mensyukurinya dengan menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat dan
bernilai ibadah di sisi Allah Azza wa Jalla.
Allah
berfirman :
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ
خِلْفَةً لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُورًا.
"Dialah
Dzat yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin
mengambil pelajaran atau ingin bersyukur". [QS. Alfurqan: 62]
4.Kesempatan
Itu Tidak Datang Dua Kali
Pena
sejarah mencatat bahwa tidak ada orang yang telah dijemput maut dan
memasuki alam barzah, ia mendapat kesempatan kedua untuk mencicipi
kehidupan dunia lagi.
Hendaklah
kita betul-betul memanfaatkan kesempatan ini karena Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: "Manfaatkanlah lima perkara sebelum tiba
lima perkara; masa beliamu sebelum tua, waktu sehatmu sebelum sakit, masa
kayamu sebelum miskin, waktu luangmu sebelum sibuk, serta hidupmu sebelum ajal
menjemputmu". [HR. Baihaqi dalam Syu’ab (no.10248). Lihat juga: Jami'ul
Ulum wal Hikam karya Ibnu Rajab (hal.717-718)]
Masa
muda adalah masa produktif. Ketika masih muda, kita mampu melakukan hal-hal
yang belum tentu bisa dilakukan kalau sudah tua renta. Dan siapa saja yang
menanam kebaikan atau kejelekan dimasa mudanya niscaya dia akan memetik
buahnya dihari tuanya kelak.
Namun
apa jadinya kalau kita justru menghabiskan masa ini untuk hal yang sia-sia atau
malah menjurus kearah dosa!? Sungguh kita akan menyesal nanti, baik itu
didunia atau di akhirat.
Banyak
dari kita yang melalaikan kesempatan berharga dan fase emas dalam umur kita.
Padahal Rasulullah shalawatullahi wa salamuhu 'alaih sudah mengingatkan
kita semenjak ratusan abad silam, beliau bersabda:
نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس: الصحة والفراغ.
"Ada
dua nikmat yang sering dilupakan kebanyakan orang, yaitu kesehatan dan
waktu luang". [HR. Bukhari (no. 6049)]
5.
Mana Laporan Pertanggungjawabanmu?
Di
Hari Perhitungan kelak, Allah Azza wa Jalla akan meminta
pertanggungjawaban setiap insan atas nikmat waktu, sebagaimana sabda Rasullah shallallahu
'alaihi wa sallam:
لا تزول قدما ابن آدم يوم القيامة من عند ربه حتى
يسأل عن خمس: عن عمره فيما أفنناه، وعن شبابه فيم أبلاه، وماله من أين اكتسبه وفيم
أنفقه، وماذا عمل فيم علم.
"Seorang
hamba tidak dapat beranjak dari hadapan Rabbnya di Hari Kiamat kelak
hingga dia ditanya tentang lima hal: tentang umurnya bagaimana ia
menghabiskannya, masa mudanya bagaimana ia menggunakannya, hartanya dari
mana ia memperolehnya dan dalam rangka apa ia memakainya (dalam ketaatan
ataukah kemaksiatan), serta apa yang sudah ia amalkan dari ilmunya".
[HR.Tirmidzi (no. 2415) dan Ibnu Majah (no. 4056). Lihat juga: Tuhfatul
Ahwadzi karya Mubarakfuri (7/145)]
Perhatikanlah
hadist ini, dua dari lima hal yang dimintai pertanggungjawaban adalah yang
berkaitan dengan waktu (umur dan masa muda). Padahal masa muda merupakan
bagian dari umur namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tetap
menyebutkannya. Ini tidak lain mengindikasikan betapa penting dan berharganya
waktu tersebut.
Seseorang
mencapai puncak kekuatannya tatkata ia masih muda maka mari kita manfaatkan
masa tersebut untuk beramal sebanyak dan sebaik mungkin sebelum hari tua
datang.